Judul : Imam Abu Bakar Ibn Al-Arobi Al-Maliki Al-Andalusi
link : Imam Abu Bakar Ibn Al-Arobi Al-Maliki Al-Andalusi
Imam Abu Bakar Ibn Al-Arobi Al-Maliki Al-Andalusi
Nama lengkap beliau adalah Imam Abu Bakar Muhammad bin Abdullah bin Muhammad Abdullah bin Ahmad bin al-‘Arabi al-Isbili al-Maliki, tapi beliau lebih dikenal sebagai Abu Bakar. Ayahnya adalah seorang ulama fiqh yang terkenal dan begitu pula paman dari ibunya, Abu al-Qasim al-Hasan bin Abi Hafs juga seorang ulama’.
Ibnu Al Arabi adalah seorang imam sunni, qadi dari mazhab Maliki pada masa Spanyol Islam. Ia dilahirkan di Sevilla pada tahun 1076 M dan meninggal di Fez, Maroko pada 1148 M. Ayahnya yang bernama Abu Muhammand ibn al-'Arabi merupakan pejabat tinggi untuk Khalifah Taifa di Sevilla. Ayahnya juga merupakan salah seorang murid dari Ibnu Hazm. Saat ia berusia 9 tahun, ia dan ayahnya terpaksa bermigrasi ke luar negeri pada tahun 1901 untuk menghindari kekacauan politik ketika Andalusia dikuasai oleh dinasti Al-Murabithun. Keduanya naik kapal laut ke Mesir lalu menuju Yerusalem dan menetap di sana sepanjang 1093-1096. Kemudian keduanya pindah ke Damaskus dan Baghdad untuk menuntut ilmu agama (rihlah) yang mana Ibnul Arabi sempat belajar kepada Imam Ghazali. Setelah ayahnya meninggal pada tahun 1099 di umur 57 tahun, Ibnul Arabi yang telah berumur 26 tahun kembali ke Sevilla untuk mulai mengajar sehingga kemudian menjadi ulama yang terpandang di sana.
Ibnu al-Arabi memiliki kesamaan gelar dengan Ibnu Arabi yaitu” al–Sufi”, namun begitu mereka berdua dapat dibedakan dengan alif dan lam. Ibnu al-Arabi mempunyai alif dan lam yang dikenali sebagai ahli tafsir sedangkan Ibnu Arabi tanpa alif dan lam dikenal sebagai ahli sufi.
Ibnu al-Arabi lahir di Sevilla (Isybilia) hari kamis 22 Sya’ban 468 Hijriah dan besar di Andalusia ditengah keluarga yang yang memiliki kedudukan tinggi dalam ilmu pengetahuan dan dibesarkan dalam suasana keilmuan, oleh karena itu, tidaklah heran kalau beliau mempunyai keperibadian yang mulia serta pengetahuan yang tinggi sehingga menjadi salah seorang ulama besar di zamannya. Beliau merupakan seorang yang senang dengan ilmu, beliau belajar ke Mesir, Yerusalem, Damaskus, dan Baghdad, dan Kudus. Diantara bidang ilmu yang beliau tekuni antara lain; ilmu fiqh, usul fiqh, tafsir, qiro’ah sab’ah, hadits, bahasa Arab dan sebagainya dan beliau bermazhab Maliki.
Guru- Guru Beliau
Beliau belajar kepada banyak guru di antara guru-guru beliau adalah
1. Abu Bakar Turtus
2. Abu Abdullah Alkala’i
3. Abu al-Hasan bin Ali bin Muhammad bin Thabit alhadadi Khawlani seorang qori’
4. Abu Abdullah Muhammad bin Ali al mazari Tamimi
5. Abu al-Hasan ibn Sharif
6. Abu al-Hasan bin Dawud dariPersia
7. Abul Fateh Nasr bin Ibrahim al-Maqdisi
8. Al-Hafidz Abu Muhammad hayatulloh bin Ahmed Alkafani Anshari dari Damaskus
9. dan Abou El Fadl Ahmed bin Ali bin Efrat
10. Abu Hussein Mubarak bin Abdul-Jabbar Serafi dikenal sebagai Ibnu Taiora
11. Abu Hassan Ali bin Hussein bin Ali bin Ayyub Bazzaz
12. Abu Bakar Muhammad bin Ahmed bin Al-Hussein Bin Omar Shaashi Shafei
13. Abu Hamid al-Ghazali dan banyak lainnya.
Murid- Murid Beliau
a) Hakim Ayyad bin Musa
b) Muhammad bin Ayyad
c) Imam Zahid Abid Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Mujahid Al-Isbiliy
d) Abu al-Qasim Abdul Rahman bin Mohammed bin Hubaish
e) Abu al-Hasan Ali bin Atiq Qurtubi
f) Abu Muhammad Abdul Haq bin Abdul Rahman al-Azdi Kharrat
g) Abu Muhasan Yusuf bin Abdullah bin Ayyad dan masih banyak lagi yang lainnya.
Kara-Karya beliau:
‘Aridhotul Ahwadzi fie Syarh ath-thirmidzi
Ahkamul Qur’an: sebuah kitab tafsir Al-Qur'an, yang juga memuat fikih dari mazhab Maliki.
Al-qobas fie syarh mautho’ ibnu anas
An-naskh wal mansukh
Al- inshofu fil masaail khilaf, 20 jilid
A’yanil I’yaan
Al-mahshuul, fie ushulil fiqhi
Kitaabul mutakalim
Qonuunun ta’wiil
Mulja’atun mutafaqhina ila ma’rufah ghowamid an-nahwiyin.
Al-'Awashim min al-Qawashim; sebuah buku sejarah yang menjadi terkenal karena bantahannya yang keras terhadap Syi'ah.
Pengenalan Kitab Ahkam Al-Quran
Kitab Ahkam al-Quran ini merupakan salah satu kitab yang dikarang oleh Ibnu al-Arabi, kitab ini merupakan kitab tafsir ayat-ayat hukum yang dijadikan rujukan dalam mazhab Maliki . Dalam kitab tersebut membahaskan penafsiran dengan mengupas semua surah-surah yang terdapat dalam al-Quran akan tetapi hanya menerangkan secara terperinci ayat-ayat hukum saja.
Kaedah yang digunakan adalah dengan menyebut nama surah, kemudian menyebutkan jumlah ayat yang mengandungi ayat hukum dan seterusnya menerangkannya satu persatu, sebagai contoh: dalam penafsiran surah al-Fatihah ayat pertama terdapat dua masalah hukum, pertama yaitu firman Allah Bismillah… kemudian menyebutkan pendapat ulama dan dalil-dalil mereka kedua: menerangkan hadis-hadis nabi yang berkaitan dengan Bismillah. Ayat kedua ada 5 masalah hukum dan seterusnya sampai selesai tafsiran semua ayat-ayat dalam suatu surah .
Metode Ibnu Al-Arabi Dalam Kitabnya “Ahkam Al-Quran”
Metode Penggunaan Atau Pengaruh Mazhab
Pengaruh mazhab dalam proses penafsiran ayat-ayat hukum merupakan salah satu perkara yang perlu diperhatikan karena itu melibatkan permasalahan hukum dan perbedaan pendapat antara empat mazhab yang masyhur. Tulisan ini akan menjelaskan mazhab yang digunakan oleh Ibnu al-Arabi ketika menyusun penafsiran tentang ayat-ayat hukum dan sejauh manakah pengaruh beliau terhadap mazhab Maliki dalam penafsiran ayat-ayat hukum.
Penelitian dan kajian telah dibuat terhadap kitab Ahkam al-Quran dan penulis mendapati bahwa Ibnu al-Arabi telah berpegang teguh dengan mazhab Maliki secara jelas dan terang, ketika menyelesaikan suatu permasalahan hukum. Terdapat beberapa petunjuk yang menunjukkan beliau banyak terpengaruh dan berpegang dengan mazhabnya yang dapat ditemukan dalam kitab tafsirnya, contoh masalah tersebut dapat dilihat dalam kitabnya mengenai hukum membaca Bismillah dalam solat, beliau memilih mazhab Maliki yang mengatakan bacaan Bismillah dalam solat tidak wajib, kemudian memberikan argument yang menguatkan pendapat tersebut . Di samping itu juga, banyak pendapat-pendapat beliau yang mempertahankan dan mendukung mazhabnya secara terang-terang atau secara sindiran baik dalam aspek ilmu, fiqh, dan sebagainya. Beliau juga akan memilih pendapat mazhabnya sekiranya terdapat perselisihan pendapat diantara ulama tentang suatu masalah .
Namun begitu, beliau tidak sampai ke tahap yang melampaui batas atau fanatik yang terlalu tinggi dari kalangan ulama-ulama dan mujtahid-mujtahid mazhab Maliki. terkadang beliau juga menerima pendapat yang bertentangan dengan mazhabnya sekiranya pendapat itu lebih tepat dan sesuai diamalkan serta dikuatkan dengan dalil-dalil dan bukti-bukti yang empiris dari nas al-Quran atau Sunnah, contohnya pembacaan Amiin bagi ma’mum dalam solat yang imamnya tidak terdengar bacaan Amiinnya, dalam masalah ini beliau berbeda dengan pendapat Imam Malik .
Kesimpulannya, tidak ditemukan secara khusus yang memastikan kefanatikanan Ibnu al-Arabi terhadap mazhabnya dalam kitab tafsirnya secara jelas, begitu juga dari segi kecenderungan beliau dalam menerima pendapat mazhab-mazhab yang lain. Apa yang dapat diketaui adalah, Ibnu al-Arabi sangat terpengaruh dengan mazhabnya dalam penafsirannya terhadap ayat-ayat hukum, tetapi ada kalanya beliau menerima pendapat mazhab lain yang dianggap lebih tepat dan sesuai untuk diamalkan.
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda
Demikianlah Artikel Imam Abu Bakar Ibn Al-Arobi Al-Maliki Al-Andalusi
Sekianlah artikel Imam Abu Bakar Ibn Al-Arobi Al-Maliki Al-Andalusi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Imam Abu Bakar Ibn Al-Arobi Al-Maliki Al-Andalusi dengan alamat link https://manfaatobatini.blogspot.com/2017/01/imam-abu-bakar-ibn-al-arobi-al-maliki.html