Riwayat Sholawat Sulthon Mahmud Al-Ghoznawi

Riwayat Sholawat Sulthon Mahmud Al-Ghoznawi - Hallo sahabat Manfaat Obat, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Riwayat Sholawat Sulthon Mahmud Al-Ghoznawi, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Riwayat Sholawat Sulthon Mahmud Al-Ghoznawi
link : Riwayat Sholawat Sulthon Mahmud Al-Ghoznawi

Baca juga


Riwayat Sholawat Sulthon Mahmud Al-Ghoznawi

Dinasti Ghazni, mulanya hanyalah sebuah kerajaan kecil di wilayah kerajaan Bani Saman.  Dinasti ini didirikan oleh Alptgin, seorang budak dari dinasti Samaniah, pada permulaan paruh kedua abad X Masehi. Intrik dan pergantian kekuasaan terus terjadi hingga tiba masa pemerintahan Mahmud Ghaznawi, cicit Alptgin.

Sebagai penguasa terbesar dari dinasti ini, Mahmud Ghaznawi merupakan milestone bagi sejarah anak benua India di dalam hubungannya dengan dunia Islam. Ia menyatakan diri sebagai seorang penguasa merdeka dan untuk pertama kalinya memakai gelar Sultan. 

Sejak tahun 1000 M hingga 1026 M, Mahmud telah memimpin tujuh belas kali ekspedisi ke India dan selalu memperoleh kemenangan dalam setiap ekspedisi. Ekspedisi pertamanya terjadi tahun 1000 terhadap kota-kota garis depan Khyber Pass. Ia berhasil merebut benteng dan kota tersebut. Sementara, ekspedisi terakhirnya, tahun 1027 dilakukan di wilayah yang didiami suku Jat. 

Karena kejayaan perangnya, Khalifah di Baghdad sampai memberi Mahmud gelar Yamin al Daulah (tangan kanan kerajaan) dan Amin al Millah (orang kepercayaan agama). 

Keberhasilan Sultan Mahmud disebabkan oleh berbagai faktor. Kondisi masyarakat Hindu India secara kuantitas lebih banyak, tetapi mereka tidak bersatu padu. Orang Hindu juga mengikuti metode perang yang sudah kuno dengan mengandalkan gajah. Sementara itu, pasukan Islam memiliki organisasi, disiplin, dan ikatan yang lebih baik. Hal itu semakin dikuatkan dengan kepemimpinan Sultan Mahmud yang taktis dan diplomatis. 

Meskipun telah menaklukkan banyak tempat di India, Mahmud tidak menancapkan kekuasaannya di daerah-daerah taklukan tersebut kecuali Punjab. Para sejarawan lantas berbeda pendapat mengenai motif penaklukkan Mahmud Ghzanawi ini. Sebagian menekankan motif politik dan ekonomi, namun motif agama tetap yang utama. 

Berkat ekspedisinya yang terus menerus tersebut, hampir seluruh wilayah India utara jatuh ke tangan Mahmud. Secara politis, ekspedisi-ekspedisi ini membuka jalan bagi penaklukkan India di masa yang akan datang oleh pasukan Islam. 

Berawal dari sebuah kerajaan kecil, wilayah Dinasti Ghazni kemudian meluas dari pinggir laut Kaspi di sebelah utara sampai Sungai Gangga di India dan dari sungai Oxus di Asia Tengah sampai sungai Indus (Hind) di pesisir selatan. 

Selama 34 tahun masa pemerintahannya, Sultan Mahmud sangat memperhatikan masalah kebudayaan dan pengetahuan. Ia dikenal sebagai pelindung terbesar bagi perkembangan ilmiah abad ke-11. 

Sultan Mahmud membawa peradaban Hindu dan Islam ke arah hubungan yang dekat dan saling tukar ide. Al-Biruni juga pernah hidup bersama Sultan Ghaznawi dan menghasilkan karya Tahkik-i-Hind (Penelitian tentang India).
Riwayat shalawat tersebut :

Al-Habib Ali Bin Hasan al-Atthas Rahimahullah menyebutkan dalam kitab al-Qirthas Syarh Ratib al-Atthas: Ada seorang Sulthan (Raja) yang alim faqih Mujahid  bernama Sulthon Mahmud Al-Ghaznawi/Al Ghornawi. Sepanjang hidupnya Raja ini selalu menyibukkan dirinya dengan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Setiap selesai shalat subuh, sang raja membaca shalawat sebanyak 300.000 kali. Begitu asyiknya raja membaca shalawat sebanyak itu, seolah-olah beliau lupa akan tugasnya sebagai seorang raja, yang di pundaknya tertumpu berbagai tugas negara dan berbagai macam harapan rakyatnya yang bergantung padanya. Sehingga kalau pagi tiba, sudah banyak rakyatnya yang berkumpul di istana menunggu sang raja, untuk mengadukan persoalannya.

Namun sang raja yang ditunggu-tunggu tidak kunjung hadir. Sebab sang raja tidak akan keluar dari kamarnya, walau hari telah siang, jika belum menyelesaikan wirid shalawatnya. Setelah kejadian ini berlangsung agak lama, pada suatu malam beliau bermimpi bertemu dengan RasulullaAh SAW.

Di dalam mimpinya, RasulullaAh SAW bertanya, “Mengapa kamu berlama-lama di dalam kamar..? Sedangkan rakyatmu selalu menunggu kehadiranmu untuk mengadukan berbagai persoalan mereka.” Raja menjawab, “Saya duduk berlama-lama begitu, tak lain karena saya membaca shalawat kepadamu sebanyak 300.000 kali, dan saya berjanji tidak akan keluar kamar sebelum bacaan shalawat saya selesai.”

Rasulullaah SAW lalu berkata, “Kalau begitu kasihan orang-orang yang punya keperluan dan orang-orang lemah yang memerlukan perhatianmu. Sekarang aku akan ajarkan kepadamu shalawat yang apabila kamu baca sekali saja, maka nilai pahalanya sama dengan bacaan 100.000 kali shalawat. Jadi kalau kamu baca tiga kali, pahalanya sama dengan 300.000 kali shalawat yang kamu baca.”  Rasulullah SAW lalu membacakan lafazh shalawat yang kemudian dikenal dengan nama shalawat sulthon.

Akhirnya, raja Mahmud Al-Ghaznawi lalu mengikuti anjuran Rasulullaah SAW tersebut, yaitu membaca shalawat tadi sebanyak tiga kali. Dengan cara demikian,shalawat dapat beliau baca dan urusan negara dapat dijalankan dengan sempurna.

Setelah beberapa waktu mengamalkan shalawat itu, raja kembali bermimpi bertemu Rasulullah SAW. dan bertanya kepadanya :


ماذا فعلت حتى أتعبت الملائكة في كتابة ثوابك ؟

“Apa yang kau lakukan, sehingga malaikat kewalahan menulis pahala amalmu ? Raja menjawab :


ما عملت شيئا إلا الصلاة التي علمتني إياها

Saya tidak mengamalkan sesuatu, kecuali mengamalkan shalawat yang engkau ajarkan kepada saya itu. (Kitab Al-Qirthos Fi Manaqib Al Attas, Al-Habib Ali bin Hasan Al-Attas).

Berikut shalawatnya :

بسم الله الرحمن الرحيم

Bismillaahirrahmannirrahiim

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

اللهم صلّ وسلّم على سيّدنا محمد وَ عَلَى آل سيّدنا محمد بعدد رحمة الله

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi rohmatillah.
            
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah rahmat Allah.

اللّهم صلّ و سلّم على سيّدنا محمّد وَ عَلَى آل سيّد نا محمّدٍ بِعَدَدِ فضلِ الله

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi fadhlillah.
            
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah kebaikan Allah.

اَللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ خَلقِ الله

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi kholqillah.
            
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah ciptaan Allah.

اَللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ مَا فِى عِلمِ الله

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi maa-fii ilmillah.
            
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah ilmu Allah.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ كَلِمَاتِ الله

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi kalimatillah.
            
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah kalimat Allah.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ كَرَمِ الله

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi karomillah.
            
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah kemuliaan Allah.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ حُرُوفِ كَلاَمِ الله

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi huruufi kalamillah.
            
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah huruf dalam kalam Allah (kitab-kitab Allah).

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ قَطرِ الأمْطَار

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi qothril amthoor.
            
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah tetesan air hujan.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ وَرَقِ الأَشجَارِ

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi waroqil asyjaar.
            
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah daun pepohonan.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ رَمْلِ القِفارِ

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi romlil qifaar.
            
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah debu padang pasir.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ الحُبُوبِ وَالثِمَارِ

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii
sayyidinaa Muhammad bi-adadil hubuubi wats-tsimaar.
            
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah biji-bijian/buah-buahan.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ مَا اَظلَم عَلَيهِ اللَّيلُ وَ اَشْرَقَ عَلَيْهِ النَّهَارِ

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi maa azhlama alaihil lailu wa asyroqo alaihin nahaar.
            
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah pergantian siang dan malam.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi man sholla alaih.
            
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah orang yang bershalawat kepadanya.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ مَنْ لَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِ

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi man-lam yusholli alaih.

Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ اَنْفاسِ الْخَلا ئِقِ

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi anfaasil kholaa’iq.
            ‎
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah tarikan nafas makhluk-makhluk Allah.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ نُجُوْمِ السَّموَاتِ

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi nujuumis-samaawaat.
            ‎
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah bintang-bintang di langit.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ كُلِّ شَيْئٍ فِى الدُّنْيَا وَ الآخِرَةِ

Alloohumma sholli wa sallim alaa sayyidinaa Muhammadin Wa alaa aalii sayyidinaa Muhammad bi-adadi kulli syai’in fid-dunyaa wal akhiroh.
            ‎
Ya Allah limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya junjungan kami Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak jumlah kebaikan dunia dan akhirat.

وَصَلَوَاتُ اللهِ تَعَالى وَ مَلاَئِكَتِهِ وَأنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ وَ جَمِيْعِ خَلْقِهِ عَلَى سَيِّدِالْمُرْسَلِيْن وَ إمَامِ المُتَّقِيْنَ وَ قَائِدِ الغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ وَ شَفِيْعِ الْمُذ ْ نِبِيْنَ سَييِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَأزْوَاجِهِ وَ ذ ُ رِّيَّتِهِ وَ أهْلِ بَيْتِهِ وَالاَئِمَّةِ الْمَاضِيْنَ وَالْمَشَايِخ الْمُتَقَدِّمِيْنَ وَالشُّهَداءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَأهْلِ طَاعَتِكَ أجْمَعِيْنَ مِنْ أهْلِ السَّموَاتِ وَالأرَضِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَيَاأكْرَمَالأكْرَمِيْنَ وَالْحَمْدُلِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن

Wa sholawaatullaahi ta'aalaa wa malaaikatihi wa anbiyaa-ihi wa rusulihi wa jamii'i kholqihi alaa sayyidil mursaliin, wa imaamil muttaqiin wa qoo-idil ghurril muhajjaliin wa syafii'il mudznibiina sayyidinaa Muhammadin wa alaa aalihi wa ashhaabihii wa azwaajihi wa dzurriyyatihi wa ahli baitihi wal a-immatil maadhina wal masyaayikhil mutaqoddimiin wasy-syuhadaa'i wash-shoolihiin wa ahli tho'atika ajma'iin min ahlis samaawaati wa ahlil ardhiina birohmatika yaa arhamaar-rohimiin, Yaa akromal akromiin walhamdulillaahi robbil aalamiin.

Dan segenap shalawat dari Allah beserta para malaikat-Nya, dan para Nabi-Nya, dan para Rasul-Nya, dan seluruh ciptaan-Nya, semoga tercurah atas junjungan para Rasul, pemimpin orang-orang yang bertaqwa, pemuka para ahli surga, pemberi syafa’at orang-orang yang berdosa, Nabi Muhammad dan juga atas keluarganya, para sahabatnya, istri-istrinya, keturunannya, ahli baitnya, para pemimpin yang telah lampau, para guru yang terdahulu, para syuhada dan orang-orang soleh, dan yang senantiasa taat kepada Allah seluruhnya, dari penghuni bumi dan langit, dengan rahmat-Mu, wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang, dan Engkau Yang Maha Mulia dari semua yang mulia, segala pujian bagi Allah Tuhan alam semesta”.

Al-faqir ijazahkan shalawat sulthon ini bagi siapa saja yang mau mengamalkannya,..

Sultan Mahmud Bin Sabaktekin Al Ghaznawiy adalah tokoh besar dalam Islam, penakluk hebat yang pasukan berkudanya berhasil mencapai India, dan menegakkan panji-panji Islam di sana. Konon luas wilayah yang berhasil ditundukkannya setara dengan jumlah seluruh penaklukkan yang terjadi di masa Amirul Mukminin Umar bin Khatthab radhiyallahu anhu. Sultan Mahmud dilahirkan pada tahun 971 Masehi / 361 Hijriyah. Wafat pada tahun 1030 Masehi / 421 Hijriyah. Penyebutan Ghaznawi dihubungan kepada kota tempat kelahiran dan wafat beliau, Ghaznah, Khurasan.

Pada awalnya, Khurasan Raya merupakan wilayah sangat luas membentang meliputi; kota Nishapur dan Tus (Iran); Herat, Balkh, Kabul dan Ghazni (Afghanistan); Merv dan Sanjan (Turkmenistan), Samarkand dan Bukhara (Uzbekistan); Khujand dan Panjakent (Tajikistan); Balochistan (Pakistan, Afghanistan, Iran).
Kini, nama Khurasan tetap abadi menjadi sebuah nama provinsi di sebelah Timur Republik Islam Iran. Luas provinsi itu mencapai 314 ribu kilometer persegi. Khurasan Iran berbatasan dengan Republik Turkmenistan di sebelah Utara dan di sebelah Timur dengan Afganistan. Dalam bahasa Persia, Khurasan berarti ‘Tanah Matahari Terbit.’

Sultan Mahmud al-Ghaznawiy pada mulanya berafiliasi dengan mazhab Imam Abu Hanifah, kemudian setelah banyakbelajar dengan para ulama mazahab Imam Syafii, beliau pindah haluan ke mazhab Imam Syafii. Di antara ulama yang pernah belajar kepada Sulthan Mahmud al-Ghaznawiy, adalah Syekhul Islam Abu Ismail al-Harawiy al-Hambaliy rahimahullah.

Abu Ismail Abdullah Bin Muhammad Bin Ali Al Harawi. Dilahirkan pada tahun 396 Hijriyah/ 1006 Masehi. wafat pada tahun 481 Hijriyah/ 1089 Masehi. Nama Al Harawi berasal dari nama tempat lahirnya yaitu di Herrat, Khurasan, dan terkenal juga dengan nama Abdullah  Al Anshari, karena ia merupakan keturunan dari Abu Ayyub Al Anshari, seorang sahabat Nabi.

Al Harawi adalah seorang pemegang teguh ajaran Islam, sebagaimana penganut madzhab hambali, ia selalu menyandarkan argumen pada Al Qur’an dan Sunnah. Ia kritik dan kecam ahli-ahli sufi yang dinilainya banyak bertentangan dengan ajaran islam. Hal ini membuat banyak yang tersinggung, sehingga ia ditangkap dan dipenjarakan. Dan ketika dibebaskan dari penjara, ia mengembara ke berbagai negeri untuk mengajarkan ilmu-ilmunya.
   ‎
Karyanya:

 @ Manazilus Sairin, kitab yang berisi tentang pendakian spiritual (tasauf). Kitab ini sangat terkenal, sehingga banyak ulama yang datang kemudian mensyarahkan (memberi ulasan / penjelasan) tentang kitab ini, diantaranya Ibnul Qayyim Al Jauziyah, dengan kitabnya Madarijus Salikin.

 @ Thabaqat Shufiyah, kitab yang berisi kisah kehidupan ahli-ahli tasauf.
  @ Al Mufaja’at
 @ Kiyab Zam Ilm Al kalam Wa Ahlih
@  Sirat Al Imam Ahmad Bin Hambal
Adapun sanad muttashil kepada Sultan Mahmud Bin Sabaktekin Al Ghaznawiy, al-Faqir riwayatkan sebagai berikut:
ابو الاسني احمد الحسني عن العلامة السيد عبد الرحمن الكتاني عن والده الحافظ محمد بن عبد الحي الكتاني عن شيخه عبد الله السكري الدمشقي عن عبد الرحمن الكزبري الدمشقي عن مصطفى الرحمتي الأيوبي الدمشقي عن صالح بن إبراهيم الجنيني الدمشقي عن محمد بن سليمان الرداني عن المعمر بقية المسندين محمد بن بدر الدين البلباني الصالحي الدمشقي عن الشهابين أحمد بن عليّ المفلحي الوفائي وأحمد بن يونس العيتاوي، كلاهما عن مسند دمشق ابن طولون الدمشقي عن أبي البقاء محمد بن العماد العمري عن عائشة بنت إبراهيم ابن الشرائحي عن أبي حفص عمر بن أميلة عن الفخر ابن البخاري عن يوسف بن المبارك الخفاف عن عبد الملك بن ابي سهل الكروخي عن شيخ الاسلام ابي اسماعيل عبد الله بن محمد الهروي عن السلطان ابي القاسم محمود بن سبكتكين الغزنوي رحمه الله .‎

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎


Demikianlah Artikel Riwayat Sholawat Sulthon Mahmud Al-Ghoznawi

Sekianlah artikel Riwayat Sholawat Sulthon Mahmud Al-Ghoznawi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Riwayat Sholawat Sulthon Mahmud Al-Ghoznawi dengan alamat link https://manfaatobatini.blogspot.com/2017/01/riwayat-sholawat-sulthon-mahmud-al.html

Subscribe to receive free email updates: